Apakah pembalut
yang kita gunakan selama ini aman ?
Bagaimana jika
daerah kewanitaan yang kita sayangi tanpa sengaja sudah teracuni dengan berbagai
macam bahan kimia berbahaya ? Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan
penderita kanker leher rahim no.1 di dunia! 62% penyebabnya adalah penggunaan
produk pembalut yang tidak berkualitas !
DI RSCM, ada 400 pasien baru yang mengidap kanker
leher rahim setiap tahunnya.
Mengapa bisa ?
Isu Kanker Leher
Rahim
Pembalut wanita yang beredar saat
ini umumnya terbuat dari katun, rayon, atau campuran rayon dan kapas. Rayon
terbuat dari serat selulosa yang berasal dari pulp kayu. Untuk mendapatkan
bahan baku rayon, umumnya perlu dilakukan proses pemutihan pulp kayu
(bleaching) dan pemurnian. Di bawah ini ada beberapa cara pemutihan : 1) Pemutihan
menggunakan gas klorin, proses ini dapat menghasilkan dioksin sebagai produk
sampingnya, proses ini digunakan oleh pemasok bahan baku untuk tampon dimasa
lalu. Memerlukan proses yang panjang untuk menghilangkan dioksin. Di Amerika
proses ini tidak boleh lagi digunakan oleh produsen pembalut wanita atau tampon
dan sanitary napkins lainnya. 2) Pemutihan
yang bebas elemen klorin, pemutihan menggunakan hydrogen peroksida, disebut
pemutihan bebas dioksin. Diduga dari proses pemutihan inilah isu pembalut
berdioksin penyebab kanker leher rahim muncul. Dioksin bisa terserap ke dalam
rahim dengan cara sebagai berikut :
Bila darah haid
(bersifat panas) jatuh ke permukaan pembalut, maka zat dioksin akan dilepaskan
melalui proses penguapan. Uap tersebut pertama-tama akan mengenai permukaan
vagina, kemudian diserap ke dalam rahim melalui saluran leher rahim (cervix),
lalu masuk ke rahim/uterus melalui saluran indung telur/fallopian tubes dan
berakhir di indung telur (ovaries) sehingga menyebabkan kanker leher rahim,
mioma, kanker payudara, endometriosis (susah punya anak), dan lain-lain. Jangan
sampai lah kejadian !!!! Di saat masih sehat mungkin tak terasa pentingnya,
namun kalau sudah sakit, baru merasakan pentingnya. Tapi siapa yang mau sakit
dulu ????. Walaupun tak semua pembalut
sekali pakai berdioksin, namun jika kita salah memilih pembalut, maka akibatnya
tak tanggung-tanggung, KANKER LEHER RAHIM yang biaya berobatnya mahal sekali
dengan kemungkinan sembuhnya kecil.
Iritasi,
infeksi, dan Kemandulan
Dalam pembalut sekali pakai, terdapat bahan plastik
dan lem pelekat. Kedua bahan tersebut mengurangi sirkulasi udara di bagian intim
wanita. Menciptakan lingkungan “stagnan” yang disukai bakteri, memicu iritasi
dan infeksi jamur di vagina. Apalagi saat nifas selama 40 hari terus-menerus
menggunakan pembalut, kemungkinan infeksi akan semakin besar. Kemandulan dapat
terjadi selain akibat reaksi dengan dioksin yang menyebabkan penyakit
endometriosis (singgugut) juga dapat diakibatkan oleh perjalanan infeksi dari
vagina ini yang berlanjut ke rahim dan saluran indung telur. Saluran indung telur
merupakan saluran tempat bertemunya sel sperma dan sel telur. Saluran ini
sangat kecil diameternya. Jika terjadi infeksi disana maka sel sperma dan sel
telur tidak bisa bertemu, sehingga tentu akan sulit memperoleh keturunan. Gejalanya
gatal, keputihan yang berlanjut. Jangan anggap remeh keputihan apalagi juga
jika anda lama tidak mendapatkan keturunan, pikirkanlah kemungkinan penyebab
masalah ada di pembalut anda.
Saat yang paling
aman saat anda mengalami menstruasi adalah dengan “back to nature”. Berdasarkan
sejarah pembalut, orang jaman dulu menggunakan kain yang bisa dicuci sehingga
bisa dipakai berulang kali. Ada baiknya kita mencontoh kebiasaan mereka. Kini
dipasaran telah banyak beredar pembalut kain modern.
Hmmmmm……Pembalut
Kain Modern/Menspad…Apa itu ?
Masih
banyak wanita yang belum mengetahui tentang menspad. Gaya hidup “Go Green” lah
yang melatarbelakangi hadirnya menspad. Menspad terbuat dari kain dengan bahan
stay dry (permukaan selalu kering agar tak kalah nyaman dengan pembalut sekali
pakai yang selama ini ada di pasaran), bentuk sudah didesain seperti pembalut,
dapat dicuci ulang, mudah dicuci, ekonomis (dapat dipakai berkali-kali), lebih
ramah lingkungan (meminimalkan sampah), mencegah iritasi (yang disebabkan
plastik pada pinggiran pembalut) dan yang jelas lebih sehat karena tidak
mengandung bahan kimia berbahaya.
Kebanyakan wanita tidak ingin direpotkan mencuci
pembalut kain. Padahal ibu kita mengajarkan untuk mencuci pembalut biasa
sebelum dibuang, bukan? Dan Anda pasti tahu betapa menyebalkannya berurusan
dengan gel, lem, dan kertas yang hancur terkena air itu. Mencuci pembalut kain
ini jauh lebih mudah, tinggal dialiri pada kran, akan luntur sendiri, sisanya
tambah detergen biar tidak bau, kucek sebentar, bersih.
Inilah solusi hidup sehat, sampaikan ke anak
perempuan, ibu, mertua perempuan, tante, ipar, sepupu, dan sahabat-sahabat
perempuanmu (kalau anda sayang mereka).
Jika kita bersama-sama menyampaikan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan wanita akan
terhindar dari kanker leher rahim dan bahaya buruk lainnya. Subhanallah Semoga
Menjadi Amal Jariah. Amin Ya Rabbal ‘Alamin. “Sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi orang lain”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar