Setelah pospak atau popok sekali pakai (pospak) dibuat pertama kali oleh
Victor Miller di tahun 1950, nama Pampers langsung melejit dan menjadi
populer di seluruh dunia. Orangtua merasa senang dengan inovasi popok
modern ini. Bagi mereka, pospak adalah solusi yang tepat untuk masalah
pipis dan berak para bayi. Tapi beberapa waktu lalu, beberapa penelitian
memaparkan kalau pospak sangat tidak aman bagi bayi, antara lain
masalah ruam popok. Benarkah hanya ruam popok ?
Penyebaran ruam popok disebabkan oleh alergi terhadap bahan kimia,
kurangnya udara, temperatur tinggi karena dilapisi plastik yang sifatnya
mempertahankan kalor (panas) di area popok, dan bayi jarang ganti
karena mereka merasa kering meskipun pantat dalam keadaan lembab
(basah). Sebenarnya masalah ruam popok bisa diatasi dengan mengganti
pospak sesering mungkin. Yayayaya….great idea, tapi berapa rupiah yang
akan terbuang ditumpukan sampah pospak??? …waow, sungguh angka yang
fantastis.
Pemicu Kanker dan Kemandulan
Pada tahun 2000 riset dari Universitas Kiel, Jerman melaporkan bahwa
bayi laki-laki yang menggunakan pospak temperatur skrotumnya (buah
zakar) mengalami kenaikan beberapa derajat dibanding yang tidak memakai.
Bagi seorang bayi laki-laki yang skrotumnya sedang berkembang, hal
tersebut merupakan perkara yang serius. Karena untuk memproduksi sperma
dalam jumlah yang banyak, skrotum harus bisa menjaga temperatur testis
supaya suhunya lebih rendah dari suhu badan. Oleh sebab itu kenaikan
satu derajat pun akan merusak kinerja skrotum sebagai “mesin pendingin”
testis. Tentu saja fenomena ini akan membuat produksi sperma terganggu,
yang berarti kesuburan pria akan menurun. Peningkatan temperatur skrotum
yang disebabkan oleh pemakaian pospak akan mempengaruhi kualitas sperma
bayi laki-laki dan meningkatkan angka terjadinya kanker testis di usia
dewasa. Dalam melakukan penelitiannya mereka juga meneliti pria Eropa
yang lahir pada tahun 1975 (tidak lama setelah pospak menjadi begitu
populer dan digandrungi). Para peneliti itu terkejut, ternyata jumlah
sperma pria Eropa mengalami penurunan hingga 25% dalam 25 tahun
terakhir.
Bahan Kimia Berbahaya dalam Pospak.
Isu kenyamanan yang digencarkan oleh produsen pospak selalu berkisar
pada masalah daya serap tinggi yang membuat kulit bayi tetap kering.
Yah, tentu saja, Sodium Polyacrylate memang bisa bekerja sebagai super
absorbent yang hebat. Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi
gel yang akan menempel di kulit bayi dan menimbulkan reaksi alergi.
Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi
kulit dan demam. Ketika disuntikkan pada tikus percobaan menimbulkan
perdarahan, kegagalan jantung, bahkan kematian. Anak-anak bisa terbunuh
jika menelan 5 gram Sodium Polycrylate. Selain itu, bahan ini juga
merusak daya tahan tubuh dan menurunkan berat badan para pekerja pabrik
yang memproduksinya. Bahan kimia lain yang terkenal tingkat bahayanya
adalah dioxin yang dihasilkan dari proses pemutihan pospak. Dioksin
dapat menyebabkan KANKER. Tributyl Tin (TBT) juga terkandung dalam
pospak yang selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga sangat
beracun. Penyebarannya bisa melalui kulit, jadi bisa dibayangkan tingkat
bahayanya kalau kulit bayi yang sensitif memakai pospak. Karena saking
beracunnya bahan kimia ini dalam konsentrasi yang sangat kecil pun bisa
mengakibatkan gangguan hormon disamping mengganggu sistem kekebalan
tubuh. Tak tanggung-tanggung, bahan ini bisa menyebabkan kemandulan pada
bayi laki-laki. Ginny Caldwell menyatakan bahwa kerusakan dalam sistem
saraf pusat, hati, dan ginjal bisa disebabkan oleh bahan-bahan kimia
berbahaya dalam pospak. Pada tahun 1999 penelitian Anderson melaporkan
pospak dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas, iritasi mata, kulit
dan tenggorokan dikarenakan bahan kimia tolune, xylene, ethylbenzene,
styrene, dan isopropylbenzene.
Banjir
Info dari realpospakassociation, bahwa SEBUAH pospak membutuhkan waktu
200-500 TAHUN untuk bisa terurai. Bila seorang bayi memakai pospak,
artinya ketika dia, anaknya, cucunya,cicitnya.. dst mati dan jasadnya
telah terurai, 1 biji pospak yang pernah dia pakai pun belum hancur oleh
tanah. Hitungan kasarnya, jika seorang bayi memakai pospak dalam 2
tahun usianya. Dan dalam sehari dia memakai 3 pcs saja. Berarti 3 pcs x
365 hari x 2 tahun = 2190 pospak untuk diurai dalam 200-500 tahun ke
depan. Jangan heran kalau lingkungan semakin tak ramah pada kita
(Banjir, dsb). Jangan kira masih 200 tahun lagi, itu kalau hitungan 1
bayi, sudah berapa bayi sejak dibuatnya pospak (1950), ratusan/ribuan
bayi dikali 2190 pospak ????? Mungkinkah banjir di ibukota di awal tahun
ini adalah andil dari pospak ? Jangan sampai kota Banjarmasin adalah
giliran berikutnya. JANGAN !!!!
Sayangnya produksi besar-besaran pospak tidak disertai penelitian
terlebih dahulu terhadap efek sampingnya. Sehingga ada kemungkinan angka
kejadian akan terus meningkat seiring dengan kurangnya pemahaman
masyarakat tentang efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh pemakaian
pospak, yaitu ruam popok, kanker, kemandulan, gangguan hormon, gangguan
sistem kekebalan, kerusakan sistem saraf, hati, ginjal, saluran nafas,
dll.
Solusinya GO GREEN, kembali ke popok kain. Kini, sebenarnya telah
diproduksi popok kain modern yang bisa dicuci dan dipakai ulang, yaitu
Cloth Diapers/Clodi/Pampers Kain Modern. Clodi merangkum kebaikan dari
pospak dan popok kain tradisional, yaitu: bisa tahan menampung beberapa
kali pipis dengan permukaan yang kering sehingga bayi tetap bisa tidur
nyenyak seperti halnya pospak, tetapi bisa dicuci dan dipakai ulang
seperti halnya popok kain tradisional/popok tali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar